Rabu, 29 September 2010

O S W N B A H :D

Rabu, 29 September 2010
OUR STORY WILL NEVER BE A HISTORY


Rintik-rintik hujan dimalam ini semakin menyajikan suasana dingin yang begitu membekukan tubuhku. Kupikir, inilah sebabnya matahari enggan muncul saat malam tiba, hanya bulan yang mau menyinari waktu tidur ini dengan pancarannya yang redup. Kemudian terlihatlah ekspresi dari tanaman-tanaman di halaman rumahku yang sedang dimandikan oleh muntahan awan hitam.
keep the togetherness
Mereka begitu menyatu dengan alam, menari mengikuti arah aliran angin dan seakan ikut bernyanyi dengan gemuruh petir yang ikut meramaikan pekatnya malam itu. Lalu kupandangi langit kelam yang tak bersahabat, dan kubayangkan betapa indahnya bila suatu pertemuan itu tidak menelurkan sebuah perpisahan.


Aku kembali berkhayal, akankah, senyum indahnya, tawa alaminya, suara khasnya, serta suasana kebersamaan kita selama ini akan habis dimakan waktu dan hanya akan terekam manis sebagai sebuah kenangan indah yang sulit untuk dilupakan. Mungkin, semua kebiasaan yang telah kita bangun selama ini akan terhapus begitu saja oleh sepatah kata yang dapat mengeluarkan sebuah mutiara cair dari mata seorang manusia. Ya, perpisahan. Perpaduan huruf-huruf tersebut bagai lirih dalam cerita. Cerita yang nantinya akan menjadi sejarah dan tersimpan dalam memori kita. Masih dalam ruang imajinasiku, aku memikirkan, adakah cara untuk menghindarkan kita dari perpisahan. Pusat sarafku lalu mencari dan terus menggali apakah jawaban dari pertanyaan yang aku buat sendiri.
Together we'll beat the world
Mungkin tidak ada cara untuk menghindarinya, karena hal tersebut sudah menjadi hukum alam seperti filosofi, ada yang terlahir dan ada pula yang berpulang. Tapi, otakku tetap saja ingin mencari jalan keluar dari filosofi yang rumit itu. Seperti serpihan ombak yang tidak dapat menjangkau daratan, otakkupun sama sepertinya. Akan tetapi, serpihan ombak tidak hanya berhenti sampai disitu, mereka dapat menghasilkan sebuah pantai elok yang bisa menjadi pusat keramaian dan rekreasi. Otakku ingin coba menirunya, walaupun berjalan dengan kecepatan berlarinya seekor kura-kura dan memerlukan beberapa waktu untuk meraih arti dari menciptakan sebuah “pantai yang elok”, akhirnya aku berpose dengan jari telunjuk menunjuk ke atas seolah-olah terdapat bola lampu yang menyala di atas kepalaku, aku menemukan jawaban dari balik ungkapan tersebut.
we're not just friend, more than it like family
Akupun tersadar dari alam imajinasiku, suasana yang tadinya dingin dan mencekam, mendadak berubah menjadi hangat dan terang menerangi teras rumahku yang terlihat remang sebelumnya. Suara jangkrik dan aliran air hujan ikut berperan, karena membuat semuanya serasa tentram dan nyaman. Inti dari semua yang aku pikirkan tadi adalah aku ingin sebuah perpisahan itu mempunyai makna dan kisah yang nantinya akan mewariskan senyum, tawa, suara dan kebiasaan yang pernah tercipta diantara kita. Aku yakin, bila kita bersama pasti akan lebih baik, walaupun itu saat-saat dimana kita menjalani perpisahan.


Dan aku selalu berpegang teguh kepada prinsip hidupku selama ini:

jangan sia-siakan orang-orang yang senantiasa berada disampingmu, peduli kepadamu dan membuatmu merasa senang, karena jika waktu telah memastikan kita mendapatkan jalan yang berbeda, mungkin engkau akan merasa sangat menyesal dan ingin rasanya memutar balik masa-masa dimana kau dibuatnya senang.”

Tapi semuanya itu telah diatur oleh Sang Pencipta, kita tidak dapat mengelak, hanya bisa menjalaninya dan menentukan jalan hidup kita.


Karena malam semakin larut, aku memutuskan masuk ke dalam rumah, mendadak badanku mulai tidak sejalan dengan otakku. Mungkin alam mimpi telah menungguku dengan mengirimkan sebuah bola lampu redup kedalam mataku, yang kufikir tadinya berada diatas kepalaku. Mataku mulai sayu, dan hanya menghasilkan kekuatan 5 watt saja.
always in my memories
Waktunya untuk tidur, sebelum itu kupandangi foto-foto mereka yang membuat hidupku lebih berarti dan berharap bisa menampilkan mereka di alam mimpiku nanti.

Teman, kau kan selalu melekat didadaku, untukmu sampai mati dan cerita kita takkan menjadi sejarah. “Terima kasih banyak teruntuk teman-temanku yang terbaik”,

kataku di dalam hati. Ucapan itu terlontar dari mulutku seiring dengan mataku yang ikut menutup kelopaknya.

0 komentar:

Posting Komentar